LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28
menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan
bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan
"usia emas" bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu
mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik
yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang
berikutnya.
B. Pemikiran Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Berikut adalah beberapa pemikiran dan teori
dari para ahli mengenai pendidikan anak usia dini.
1. Martin Luther (1483 - 1546)
Menurut Martin Luther tujuan utama sekolah
adalah mengajarkan agama, dan keluarga merupakan institusi penting dalam
pendidikan anak.Pemikiran Martin Luther ini sejalan dengan tujuan madrasah
(sekolah Islam) yaitu pendidikan agama Islam, dimana ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan bagian integral dari agama Islam. Dengan demikian
pendidikan di madrasah akan menghasilkan ulul-albaab (QS. 3 : 190 - 191), yaitu
penguasaan iptek yang dapat digunakan dalam kehidupan dengan ahlak mulia,
berdampak rahmatan lil alaminn, yang dijanjikan Allah akan ditingkatkan
derajatnya (QS. 58 : 11).
2.Jean - Jacques Rousseau (1712 - 1718)
Bukunya Du de 'education, menggambarkan cara
pendidikan anak sejak lahir hingga remaja. Menurut Rousseau: "Tuhan
menciptakan segalanya dengan baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya
jahat (God make every things good; man meddles with them and they become evil).
Rousseau menyarankan "kembali ke
alam" atau "back to nature", dan pendekatan yang bersifat
alamiah dalam pendidikan anak yaitu : "naturalisme". Naturalisme
berarti, pendidikan akan diperoleh dari alam, manusia atau benda, bersifat
alamiah sehingga memacu berkembangnya mutu, seperti kebahagiaan, sportivitas
dan rasa ingin tahu. Dalam prakteknya naturalisme menolak pakaian seragam
(dress code), standarisasi keterampilan dasar yang minimum, dan sangat
mendorong kebebasan anak dalam belajar.
Anak dibekali potensi bawaan (QS. 16 : 78)
yaitu potensi indrawi (psikomotorik), IQ, EQ dan SQ. Semua manusia perlu
mensyukuri pembekalan dari Allah SWT, dengan mengaktualisasikannya menjadi
kompetensi.
3. Johan Heindrich Pestalozzi (1746 - 1827)
Dalam bukunya "Emile" ia sangat
terkesan dengan "back to nature".Ia mengintegrasikan kehidupan rumah,
pendidikan vokasional dan pendidikan baca tulis. Pestalozzi yakin segala bentuk
pendidikan adalah melalui panca indra dan melalui pengalamannya potensi untuk
dikembangkan. Belajar yang terbaik adalah mengenal beberapa konsep dengan panca
indra. Ibu adalah seorang pahlawan dalam dunia pendidikan, yang dilakukannya
sejak awal kehidupan anak.
4. Frederich Wilhelm Froebel (1782 - 1852)
Froebel menciptakan "Kindergarten"
atau taman kanak-kanak, oleh karena itu ia dijadikan sebagai "bapak
PAUD". Pandangan Froebel terhadap pendidikan dikaitkan dengan hubungan
individu, Tuhan dan alam.Ia menggunakan taman atau kebun milik anak di
Blankenburg Jerman, sebagai milik anak. Bermain merupakan metode pendidikan
anak dalam "meniru" kehidupan orang dewasa dengan wajar. Kurikulum
PAUD dari Froebel meliputi :
- Seni dan keahlian dalam konstruksi, melalui
permainan lilin dan tanah liat, balok-balok kayu, menggunting kertas,
menganyam, melipat kertas, meronce dengan benang, menggambar dan menyulam.
- Menyanyi dan kegiatan permainan.
- Bahasa dan Aritmatika.
Menurut Froebel guru bertanggung jawab dalam
membimbing, mengarahkan agar anak menjadi kreatif, dengan kurikulum terencana
dan sistematis.
Guru adalah manajer kelas yang bertanggung
jawab dalam merencanakan, mengorganisasikan,
memotivasi, membimbing, mengawasi dan mengevaluasi proses
ataupun hasil belajar. Tanpa program yang sistematis penyelenggaraan PAUD bisa
membahayakan anak.
5. John Dewey (1859 - 1952)
John Dewey adalah seorang profesor di
universitas Chicago dan Columbia (Amerika).Teori Dewey tentang sekolah adalah
"Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya
daripada mata pelajarannya sendiri.Maka muncullah "Child Centered
Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme
mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti
yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa
pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan
datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan
fisik, baru peminatan.
Bandingkan pendapat Dewey tsb dengan sabda
Rasulullah SAW "didiklah anak-anakmu untuk jamannya yang bukan
jamanmu"
6. Maria Montessori (1870 - 1952)
Sebagai seorang dokter dan antropolog wanita
Italy yang pertama, ia berminat terhadap pendidikan anak terbelakang, yang
ternyata metodenya dapat digunakan pada anak normal.
Tahun 1907 ia mendirikan sekolah "Dei
Bambini" atau rumah anak di daerah kumuh di Roma. Metode Montessori adalah
pengembangan kecakapan indrawi untuk menguasai iptek untuk diorganisasikan
dalam pikirannya, dengan menggunakan peralatan yang didesain khusus.Belajar membaca
dan menulis diajarkan bersamaan. Montessori berpendapat anak usia 2 - 6 tahun
paling cepat untuk belajar membaca dan menulis. Kritik terhadap Montessori
adalah karena kurang menekankan pada perkembangan bahasa dan sosial,
kreatifitas, musik dan seni.
Ijtihad dengan hasil yang benar bernilai dua,
apabila hasilnya salah nilainya satu, sedangkan taklid atau mengikuti bernilai
nol, jadi berfikir kreatif itu dikehendaki oleh Allah SWT.
7. McMiller Bersaudara
Rachel dan Margaret mendirikan sekolah Nursery yang pertama di
London pada tahun 1911.sekolah ini mementingkan kreatifitas dan bermain
termasuk seni.
8. Jean Piaget (1896 - 1980)
Ilmuwan Swiss ini tertarik pada ilmu
pengetahuan proses belajar dan berfikir, meskipun ia sendiri ahli dalam
biologi. Menurut Piaget ada tiga cara anak mengetahui sesuatu, pertama, melalui
interaksi sosial, Kedua, melalui interaksi dengan lingkungan dan pengetahuan
fisik, Ketiga, Logica Mathematical, melalui konstruksi mental.
9. Benjamin Bloom (1964)
Bloom mengamati kecerdasan anak dalam rentang
waktu tertentu, yang menghasilkan taksanomi Bloom. Kecerdasan anak pada usia 15
tahun merupakan hasil PAUD. Pendapat ini dukung oleh Hunt yang menyatakan bahwa
PAUD memberi dampak pada pengembangan kecerdasan anak selanjutnya.
10. David Werkart
Metode pengajarannya menggunakan
prinsip-prinsip :
- Memberikan lingkungan yang nyaman,
- Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak,
- Membantu anak dalam menentukan pilihan dan keputusan,
- Membantu anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dengan
melakukannya sendiri.
11. Lev Vigostsky
Ia berpendapat bahwa
pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan
berproses anak. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak
jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya.
12. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan
dan bapak pendidikan Indonesia.Pandangannya terhadap anak sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai ketimuran dan pendidikan barat yang dia lalui.Menurutnya, anak
lahir dalam kodrat dan pembawaannya masing-masing. Kodrat anak bias baik dan
juga buruk, dengan paham inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar